Istilah “gender” yang berasal dari bahasa Inggris yang di dalam kamus
tidak secara jelas dibedakan pengertian kata sex dan gender dengan memahami
konsep gender, perlu dibedakan antara kata sex dan kata gender. Sex adalah
perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis
kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat) adanya kaitan
dengan pengertian gender ini, menurut Astiti menemukan bahwa gender adalah
hubungan laki-laki dan perempuan secara sosial. Gangguan Identitas Genderadalah
Terdapat
sejumlah teori yang menjelaskan pembentukan identitas gender pada setiap
individu, diantaranya adalah teori pembelajaran sosial dan teori perkemb
Blog kami ini menjelaskan arti makna dari gender dan gangguan identitas gender dalam lingkungan manusia dengan menurut para ahli yang berbeda.
berkembang karena hilangnya peran ayah atau sosok laki-laki dari anak laki-laki, dan hilangnya peran ibu atau sosok wanita dari anak perempuan. Sosok ayah dan ibu terutama menjadi penting pada saat anak dari jenis kelamin yang sama berada pada masa mencotoh peran gender masing-masing kelamin, jika kita mengarah pada teori Freud, yaitu pada usia 4-5 atau 6 tahun, yang disebut oleh Freud sebagai fase phalic. Anak laki-laki yang terlalu dekat dengan ibu, dan jauh dari ayah atau, ayah yang terlalu keras, dan tidak ada sosok pria lainnya seperti paman atau kakek, akan menyebabkan anak meniru peran ibu dan akhirnya menerapkan peran tersebut dalam dirinya. Hal yang sama terjadi juga pada anak perempuan, yang berbeda adalah anak perempuan yang mengalami gangguan identitas gender adalah perempuan yang meniru peran ayah.
x
Blog kami ini menjelaskan arti makna dari gender dan gangguan identitas gender dalam lingkungan manusia dengan menurut para ahli yang berbeda.
berkembang karena hilangnya peran ayah atau sosok laki-laki dari anak laki-laki, dan hilangnya peran ibu atau sosok wanita dari anak perempuan. Sosok ayah dan ibu terutama menjadi penting pada saat anak dari jenis kelamin yang sama berada pada masa mencotoh peran gender masing-masing kelamin, jika kita mengarah pada teori Freud, yaitu pada usia 4-5 atau 6 tahun, yang disebut oleh Freud sebagai fase phalic. Anak laki-laki yang terlalu dekat dengan ibu, dan jauh dari ayah atau, ayah yang terlalu keras, dan tidak ada sosok pria lainnya seperti paman atau kakek, akan menyebabkan anak meniru peran ibu dan akhirnya menerapkan peran tersebut dalam dirinya. Hal yang sama terjadi juga pada anak perempuan, yang berbeda adalah anak perempuan yang mengalami gangguan identitas gender adalah perempuan yang meniru peran ayah.
x
Kami menemukan bahwa menurut para ilmuan gender memiliki pengertian yang
berbeda, seperti :
Heddy Shri Ahimsha Putra (2000) menegasakan bahwa
istilah Gender dapat dibedakan ke dalam beberapa pengertian berikut ini: Gender
sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu, Gender sebagai suatu
fenomena sosial budaya, Gender sebagai suatu kesadaran sosial, Gender sebagai
suatu persoalan sosial budaya, Gender sebagai sebuah konsep untuk analisis,
Gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.
Epistimologi penelitian Gender secara garis besar
bertitik tolak pada paradigma feminisme yang mengikuti dua teori yaitu; fungsionalisme
struktural dan konflik. Aliran fungsionalisme struktural tersebut berangkat
dari asumsi bahwa suatu masyarakat terdiri atas berbagai bagian yang saling
mempengaruhi. Teori tersebut mencari unsur-unsur mendasar yang berpengaruh di
dalam masyarakat. Teori fungsionalis dan sosiologi secara inhern bersifat
konservatif dapat dihubungkan dengan karya-karya August Comte (1798-1857),
Herbart Spincer (1820-1930), dan masih banyak para ilmuwan yang lain.
Dalam buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciridari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9).
Pengertian gender
yang lebih kongkrit dan lebih operasional ditemukakan oleh Nasarudin Umar bahwa
gender adalah konsep kultural yang digunakan untuk memberi identifikasi
perbedaan dalam hal peran, perilaku dan lain-lain antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang di dalam masyarakat yang didasarkan pada rekayasa
sosial (Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an, Jakarta
: Paramadina, 2001,h.35). Menurut Nasarudin Umar menjelaskan bahwa
penentuan peran gender dalam berbagai sistem masyarakat, kebanyakan merujuk
kepada tinjauan biologis atau jenis kelamin. Masyarakat selalu berlandaskan
pada diferensiasi spesies antara laki-laki dan perempuan. Organ tubuh yang
dimiliki oleh perempuan sangat berperan pada pertumbuhan kematangan emosional
dan berpikirnya. Perempuan cenderung tingkat emosionalnya agak lambat.
Sementara laki-laki yang mampu memproduksi dalam dirinya hormon testosterone
membuat ia lebih agresif dan lebih obyektif.
Gangguan identitas
gender merupakan gangguan yang mana penderitanya merasa jika dirinya adalah
pria atau wanita, terjadi konflik aantara identitas gender nya dengan anatomi
gendernya. Identitas jenis kelamin disini adalah kondisi psikologi yang mana
mencerminkan perasaan dari dalam diri seseorang entah itu sebagai laki-laki
ataupun wanita. Identitas gender ini adalah refleksi dari dalam diri seseorang
yang mana berkaitan dengan keberadaan dirinya, entah itu sebagai pria ataupun
wanita. Sehingga identitas jenis kelamin atau gender identity adalah berkaitan dengan sikap,
perilaku, serta atribut lainnya yang penentuannya dilakukan secara kultural
baik itu maskulinitas ataupun feminitas.
kami menemukan menurut para ilmuan gangguan identitas gender,seperti
:
Menurut Nevid Gangguan identitas gender adalah bagaimana
seseorang merasa bahwa ia adalah seorang pria atau wanita, dimana terjadi
konflik antara anatomi gender seseorang dengan identitas gendernya.
Menurut Green & Blanchard, 1995Gangguan identitas gender
bermula di masa kanak-kanak hal itu dihubungkan dengan banyaknya perilaku
lintas-gender, seperti berpakaian seperti lawan jenisnya, lebih suka bermain
dengan teman-teman dari lawan jenis, dan melakukan permainan yang secara umum
dianggap sebagai permainan lawan jenisnya. Gangguan identitas gender pada
anak-anak biasanya teramati oleh orang tua ketika si anak berusia antara 2-4
tahun.
Hubungan antara gender dan gangguan identitas gender :
Bahwa dalam faktor biologis seperti orang-orang yang mengalami gangguan identitas gender (GIG),
yang kadang disebut juga sebagai transeksual, merasa bahwa jauh di dalam
dirinya, biasanya sejak awal masa kanak-kanak, mereka adalah orang yang
berjenis kelamin berbeda dengan dirinya saat ini. Mereka tidak menyukai pakaian
dan aktifitas yang sesuai dengan jenis kelamin mereka. Bukti-bukti anatomi
mereka ( alat kelamin primer, alat kelamin sekunder ) tidak membuat mereka
merasa bahwa mereka adalah orang dengan gender yang dilihat orang lain pada
mereka. Dengan kata lain orang dengan gangguan identitas gender merasa ia
adalah perempuan walaupun secara fisik adalah laki-laki dan begitu juga
sebaliknya. Sehingga penderita gangguan ini tidak dapat berperilaku sesuai
dengan gendernya, khususnya dalam perilaku seksual. Diagnosis
gangguan identitas gender diberikan baik pada anak-anak maupun orang dewasa
yang mempersepsikan diri mereka secara psikologis sebagai anggota dari gender
yang berlawanan dan yang secara terus-menerus menunjukkan ketidaknyamanan
terhadap anatomi gender mereka sendiri. Pria memiliki kecenderungan yang lebih
banyak untuk melakukan perubahan gender, seperti 4:1, tetapi secara umum
hasilnya lebih banyak disukai untuk kasus wanita menjadi pria.
Menurut Sigmund Freud, bapak psikoanalisa berpendapat bahwa gangguan ini
Pembahasan tentang
gender termasuk
kesetaraan dan keadilan gender dikenal adanya 2 aliran atau
teori yaitu teori nurture, teori nature dan teori equil yaitu :
1. Teori Nurture adanya perbedaan perempuan dan laki – laki adalah
hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang
berbeda. sehingga wanita selalu tertinggal da dianggap dibawah laki-laki.
2. Teori Nature adanya pembedaan laki – laki dan perempuan adalah kodrat,
sehingga harus diterima. seperti perbedaan biologis dimana laki- laki dan
perempuan memiliki jenis kelamin yang berbeda , begitu pula memiliki peran dan
tugas yang berbeda.
3. Teori Equil adanya perbedaan karena biologis, naluri, dan sosial budaya. dan juga
memerlukan kerjasama saling melengkapi dalam kemitraan yang harmonis.
Ciri-ciri orang yang mengalami
gangguan identitas gender atau transseksualisme dalam Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III (1993) yaitu :
a. Memiliki
hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan jenisnya.
b. Memiliki perasaan tidak
enak atau tidak sesuai dengan anatomi seksualnya.
c. Menginginkan
untuk memperoleh terapi hormonal dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip
mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan.
Faktor-faktor penyebab
gangguan identitas gender, antara lain :
1. Sudut Pandang Biologis ;
Faktor hormon seksual yang mempengaruhi neuron otak dan berkontribusi terhadap
maskulinisasi atau feminisasi otak yang terjadi pada area hipotalamus.
2. Sudut Pandang Psikososial ;
Mengembangkan identitas gender selaras dengan apa yang diajarkan pada mereka
selama masa pengasuhan; dipengaruhi oleh interaksi, temperamen anak, kualitas,
dan sikap orang tua.
Penanganan untuk gangguan
identitas gender yang disarankan :
1. Operasi Pergantian Jenis
Kelamin : Alat genital diubah untuk dibuat menyerupai alat genital lawan jenis
yang diinginkan (Davidson & Neale, 2001).
2. Terapi Hormon : Pemberian
hormon untuk memunculkan tanda-tanda kelamin sekunder dari jenis kelamin yang
diinginkan.
1. Terapi Gangguan
Identitas Gender
1. 1. Perubahan Tubuh
Orang yang mengalami GIG yang mengikuti program yang
mencakup perubahan tubuh umumnya diminta untuk menjalani psikoterapi selama 6
hingga 12 bulan dan hidup sesuai gender yang diinginkan (harry Benjamin
Internasional Gender Dysphoria Assosiation, 1998). Terapi umumnya tidak hanya
memfokuskan pada kecemasan dan depresi yang mungkin dialami orang yang
bersangkutan, namun juga pada berbagai pilihan yang ada untuk mengubah
tubuhnya. Banyak transeksual juga mengonsumsi hormone agar tubuh mereka secara
fisik lebih mendekati keyakinan mereka tentang gender mereka. Banyak yang
mengalami gangguan identitas gender tidak menggunakan metode yang lebih jauh
dari itu, namun beberapa orang mengambil langkah tambahan dengan menjalani
operasi perubahan kelamin.
1. 2. Operasi perubahan
kelamin
Operasi perubahan kelamin adalah operasi yang mengubah
alat kelamin yang ada agar lebih sama dengan kelamin lawan jenis. Dalam operasi
perubahan kelamin laki-laki ke perempuan, alat kelamin laki-laki hampir
seluruhnya di buang dan beberapa jaringan dipertahankan untuk membentuk vagina
buatan. Minimal setahun sebelum operasi, berbagai hormone perempuan dikonsumsi
untuk memulai proses perubahan tubuh. Sebagian besar transeksual laki-laki ke
perempuan harus menjalani elektrolisis yang ekstensif dan mahal untuk
menghilangkan bulu-bulu di wajah dan tubuh dan mendapatkan pelatihan untuk
menaikkan nada suara mereka, hingga hormone-hormon perempuan yang dikonsumsi
membuat bulu-bulu tidak lagi tumbuh dan suaranya menjadi kurang maskulin.
Operasi kelamin itu sendiri biasanya tidak dilakukan sebelum berakirnya masa
uji coba selama satu atau dua tahun. Hubungan seks heteroseksual konvensional
dimungkinkan bagi transeksual laki-laki ke perempuan, meskipun kehamilan tidak
akan mungkin terjadi karena alat kelamin bagian luar di ubah.
Proses perubahan kelamin perempuan ke laki-laki
dalam beberapa hal lebih sulit, namun, dalam beberapa hal lain lebih mudah. Di
satu sisi, penis yang di buat melalui operasi berukuran kecil dan tidak
mengalami ereksi normal sehingga dibutuhkan alat bantu buatan untuk melakukan
hubungan seksual konvensional. Di sisi lain, lebih sedikit penanganan kosmetik
lanjutan yang diperlukan di banding pada transeksual laki-laki ke perempuan
karena hormon laki-laki yang yang di konsumsi perempuan yang ingin berubah
gender secara drastic mengubah distribusi lemak dan menstimulasi pertumbuhan
bulu-bulu di wajah dan tubuh. Operasi perubahan kelamin merupakan pilihan yang
sering kali diambil oleh laki-laki daripada perempuan.
3. Perubahan gender identitas
Operasi da pemberian
hormone sebelumnya dianggap sebagai satu-satunya penanganan yang dimungkinkan
untuk gangguan identitas gender karena berbagai upaya psikologis untuk mengubah
identitas gender secara konsisten mengalami kegagalan. Identitas gender
diasumsikan tertanam terlalu dalam utuk diubah. Sejumlah kecil prosedur
mengubah identitas gender melalui terapi perilaku yang tampaknya berhasil. Para
peneliti mengatakan, para klien mereka kemungkinan berbeda dari orang-orang
lain yang mengalami GIG karena mereka bersedia berpartisipasi dalam program
terapi yang bertujuan mengubah identitas gender. Sebagian besar transeksual
menolak penanganan itu. Bagi mereka mengubah tubuh mereka secara fisik
merupakan satu-satunya tujuan yang diinginkan. Namun, jika tidak terdapat
pilihan operasi, akan lebih banyaklah tenaga professional yang dikeluarkan
untuk mengembangkan prosedur psikologis yang mengubah identitas gender.
Penderita gangguan
identitas gender mereka akan mencari pertolongan pakar psikologis yang baik
untuk membantu mereka mengatasi kesulitan hidup dalam sebuah tubuh yang
menimbulkan perasaan tidak nyaman ataupun untuk membantu mereka melewati suatu
peralihan jenis kelamin. Beberapa penderita mungkin puas dengan perubahan
peranan jenis kelamin mereka tanpa harus melakukan pembedahan; dengan bekerja,
tinggal dan berpakaian seperti lawan jenisnya didalam pergaulan. Mereka merubah
penampilan luar mereka, meminum obat-obat hormonal, dan memperoleh identitas
yang memperkuat perubahannya, tanpa perlu melakukan pembedahan yang mahal dan
beresiko.
Daftar Rujukan :
0 komentar:
Posting Komentar